Jumat, 15 Juli 2011

Ayooo SELINGKUH


Ayo SELINGKUH!! (Selamatkan Lingkungan Hidup)

Mother land apabila di artikan satu persatu kata kedalam bahasa Indonesia menjadi Tanah Ibu, namun mother land adalah istilah untuk Tanah Air/ibu pertiwi dalam bahasa Indonesia. Kekayaan tanah Aceh tidak perlu diragukan, siapapun penelitinya, darimanapun, dari bangsa manapun, Negara mnapun tentunya akan katakana Aceh tanah kaya. namun memang tidak bisa di banggakan lagi dan tidak perlu di banggakan, kenyataan jelas berbeda serta bukan suatu kebanggaan. Kewibawaan hutan Aceh cepat lajur menuju kerusakan parah, laut dan sungai aceh bukan lagi kejayaan, sumber daya Alam hanya menyisakan sampah bagi masyarakat Aceh kekayaannya dikeruk dan di bawa keluar Nangroe. Pemerintah pusat dan daerah punya andil besar akan kenyataan ini, merekalah yang seharusnya membawa kepada kesejahteraan namun apa mau dikata keserakahan, kerakusan, ketamakan dan kemelaratan yang berdiri gagah di depan hidung masyarakat Aceh. Segala kekecewaan, segala kemarahan tiadalah guna, bukan berarti masyarakat pesimis namun sikap optimis akan perubahan dan perbaikan tanah air aceh harus terus dinyalakan.
Dunia terus berkembang, ekonomi terus mendesak, teknologi semakin berlomba, apakah tanah ini harus menjadi tumbal urusan manusia akan kenikmatan dunia?. Isu dunia telah di kobarkan, pemanasan global, perdagangan bebas, sampai yang katanya Green Economy, namun apakah Indonesia khususnya Aceh siap terjun ke isu tersebut?. Jangankan untuk terjun, masalah social, pendidikan, kesehatan dan kesejahteraan belum lagi tuntas, katanya tanah Aceh kaya, katanya dengan SDA orang Aceh dapat membangun jembatan dari emas. Mungkin ada benarnya tapi jika kenyataan seperti ini kita harus bangun tidur lebih cepat, dan tidur lebih telat untuk mengejar ketertinggalan.
Kerusakan demi kerusakan lingkungan tidak dapat di bendung, bencana demi bencana silih berganti namun apa yang dapat dikatakan “untong masi idop” pernahkah kita berpikir akan tingkah laku kita di moncong bumi? Pernahkah kita mau berbuat untuk kehidupan layak di bumi ini?. Bumi akan berjalan seperti biasanya, bumi tidak pernah meminta imbalan apapun dari manusia. Karena kurangnya pengetahuan dan pendidikan kita maka akan bertanya “jadi kita tidak boleh kaya? Jadi kita tidak boleh tebang kayu? Jadi kita tidak boleh melaut? Jadi kita tidak boleh menambang? Kami butuh makan, kami butuh uang, kenapa kami tidak boleh mengambil dari alam? Kenapa kami dikatakan merusak. Pertanyaan-pertanyaan dan jwaban inilah yang selalu kita jumpai di masyarakat. Semua ada aturannya, semua ada caranya, semua ada pagar pembatasnya, namun kita sering sekali alpa dan lalai menerapkannya. Sengan ini kita harus menaynyakan “jadi bagaimana sejahtera tanpa merusak??”
Mari kita kenali siapakah dan apa tanah air kita, sederhanya sumber daya alam ada dua golongan, pertama: sumber Daya Alam yang dapat diperbaharui. Kedua sumber daya alam yang tidak dapat diperbaharui. Sumber daya alam kita adalah hutan, mineral, minyak dan gas bumi, serta seluruh penghuni lautan, namun apakah kita dapat memanfaatkannya dengan lesatari.
Salah satu peranan dari ekonomi sumber daya alam dan lingkungan yaitu sebagai penyedia bahan baku, penerima sisa produksi/konsumsi (limbah), dan penyedia fasilitas. Implikasi dari peranan tersebut adalah bahwa lingkungan merupakan komponen penting dari sistem ekonomi. Artinya bahwa tanpa adanya lingkungan maka sistem ekonomi tidak akan berfungsi. Ini menyiratkan bahwa dalam sistem ekonomi, nilai lingkungan harus diperlakukan sama, seperti halnya perlakuan terhadap nilai aset yang lain (tenaga kerja dan modal) yakni sebagai aset ekonomi. Ini berarti pula bahwa jika ekonomi ingin diperbaiki, maka kualitas sumberdaya alam dan lingkungan perlu dipertahankan.Pembangunan ekonomi saling berkaitan satu sama lain sehingga kebijaksanaan- kebijaksanaan pertanian dapat berakar pada degradasi lahan, air, dan hutan. Juga ekonomi dan ekologi harus dipadukan dalam proses pengambilan keputusan dan pembuatan hukum tidak hanya untuk melindungi lingkungan, namun juga untuk melindungi dan meningkatkan pembangunan. Dengan demikian pembangunan ekonomi yang mesti diterapkan adalah pembangunan yang berwawasan lingkungan dalam arti tidak menguras sumberdaya alam dan merusak lingkungan.
Tujuan akhir pengelolaan sumberdaya alam adalah kesejahteraan masyarakat (social welfare) dengan tujuan antara seperti sumber devisa, pemenuhan kebutuhan manusia, pelestarian lingkungan, pembangunan daerah/masyarakat dan pemerataan. Untuk keperluan tersebut informasi mengenai cadangan yang ada, kegiatan eksplorasi, produksi, konsumsi, biaya, harga, faktor lingkungan, dan lain-lain sangat diperlukan. Aplikasi ilmu ekonomi terhadap isu-isu lingkungan diharapkan akan dapat meningkatkan kesadaran yang lebih mendalam terhadap pentingnya lingkungan dalam rangka meningkatkan kesejahteraan yang diharapkan. Ini mengandung pengertian bahwa peningkatan kualitas lingkungan juga merupakan peningkatan ekonomi apabila kepuasan atau kesejahteraan sosial meningkat.
Mengingat SDA tersebut ketersediaannya terbatas, maka diperlukan cara pengelolaan yang bijaksana dan dapat dipertanggung jawabkan. Untuk memenuhi tujuan tersebut maka prinsip ekonomi lingkungan sangat diperlukan dalam rangka menuju penggunaan SDA dan lingkungan yang berkelanjutan. Adanya pertumbuhan ekonomi akan menimbulkan dampak positif bagi kehidupan manusia berupa tersedianya barang dan jasa dalam perekonomian dan di sisi lain memberikan dampak negatif bagi kehidupan manusia berupa pencemaran lingkungan dan menipisnya persediaan sumberdaya alam.
Mari kita berpikir sejenak bagaimana mengelolanya,
1.                  Pendidikan: Indonesia khususnya Aceh harus memulainya dari pendidikan, kurikulum pendidikan harus memuat tentang pendidikan lingkungan dari sekolah tingkat dasar hingga sekolah menengah atas. Kesadaran tidak akan tumbuh tanpa pengetahuan. SDM pilihan harus menimba ilmu lebih dalam ke Negara maju, dengan biaya anggaran pemerintah, pulang kembali dan berikan pengelolaan kepada putra putrid bangsa sendiri.
2.                  Menerapkan penggunaan teknologi yang ramah lingkungan pada memperbaiki sumber daya alam baik yang dapat maupun yang tidak dapat diperbaharui dengan memperhatikan daya dukung dan daya tampungnya. Teknologi menjadi pilihan untuk mendapatkan perbaikan yang mumpuni ekploitasi maupun pembuangan limbah.
3.                  Selesaikan secara Adat: Kerjasama dan melibatkan secara langsung penduduk local dalam menjaga sumber daya alam. Dari zaman dahulu kala masyarakat timur terbentuk dengan adat istiadat yang begitu kental. Contoh Hal terkecil yang dapat di lihat adalah bagaimana dalam adat Aceh penebangan kayu tidak dapat dilakukan dengan sesuka hati. Harus memilih kayu yang layak dan memiliki waktu dan criteria-kriteria tertentu utnuk melakukan penebangan.
4.                  Alih teknologi: banyak sekali alasan bahwa kekurangan modal dan investasi menjadi kendala dalam pengelolaan SDA sehingga harus Negara Asing yang lebih kaya mengeruk SDA kita. Jalan utnuk menetralisir hal tersebut adalah dengan alih teknologi. Dengan jangka waktu cukup untuk mentranfer teknologi dan keuntungan bagi perusahaan asing tersebut maka seluruhnya harus di nasionalisasikan kepada putra-putri Aceh. Jangan takut lapar dan miskin untuk menunggunya, bercontohlah pada cina dan jepang. Cina menutup diri dari pergaulan internasional untuk membangun pendidikan yang melahirkan teknologi dan ekonomi, siapa yang dapat membantah bahwa cina sekarang menjadi kekuatan ekonomi dunia, jepang memiliki teknologi yang super canggih dan kekutan mental baja walau postur tubuh mereka kecil kecil, jepang mampu bangkit setelah hancur lebur dalam perang dunia ke-2.
5.                  Pemerintah jangan main-main dan jangan” bermain” dalam hal Hukum: ketegasan dan penerapan hukum yang ikhlas menjadi kunci keberhasilan.
6.                  Berdoa dan terus berikhtiar serta jangan malas.

Permasalahan yang ada tentunya memiliki dasar permasalahan, hal ini menjadi salah satu bahan kajian dalam menemukan solusi terbaik bagi lingkungan. Sejahtera tanpa merusak bukan hal yang tidak mungkin, Selamatkan lingkungan hidup berarti mensejahterakan hidup. Kita harus yakini kita mampu, tunjukan kepada Dunia bahwa sebenarnya kita mampu. Kita harus terjun dalam permaianan dunia ini dengan kesiapan jika tidak mau menjadi budak, dan jika sudah main jangan main-main.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar