Kamis, 12 November 2015

Melirik Setahun Rezim Jokowi


N-GIF – Setahun Rezim Perintahan JKW-JK berjalan, namun seakan “tidak dapat dilihat namun dapat dirasakan” media cetak dan media elektronik adem-adem saja menanggapi hal ini. Harga kebutuhan pokok naik, barang juga mengalami hal yang sama, kehidupan serasa begitu susah dan kepayahan, tapi hanya dapat dirasa tak kasat mata. Berbagai kritik Masyarakat “muncrat” terhadap setahun pemerintahan Jokowi, Namun , lenyap dan ter-redam entah bagaimana. Berbanding terbalik bagi kaum Pendukung Jokowi, puja dan puji terus mengalir dasyat mengalahkan dasyatnya bencana asap akibat kebakaran hutan di Sumatera dan Kalimantan. Inilah hal yang “nyesek” menembus kalbu namun tak kasat mata yang dirasakan masyarakat Indonesia, di olah dari berbagai sumber.


Pertama,  diawal pemerintahannya Jokowi sukses mencekik leher rakyatnya dengan menaikan harga BBM. Dampak sangat luar biasa. Sangat sistemik. Sampai sekarang. Rakyat tak dapat lagi bangkit. Terhimpit akibat kenaikan harga BBM. Meskipun, harga minyak dunia, sekarang hanya $ 42 dolar/parbarel, tapi tetap Jokowi tak menurunkan harga BBM. Jokowi hanya membuat pemanis, menurunkan harga solar Rp 200 saja.


Kedua, Jokowi sangat sukses menaikan jumlah orang miskin alias mlarat secara signifikan. Lebih dari 30 juta rakyat miskin bertambah di era pemerintahan Jokowi. Indikator dari berbagai lembaga riset, menunjukan jumlah pengangguran meningkat secara signifikan. Apalagi, didesa-desa terjadi tingkat kemiskinan yang sangat luar biasa. Ditambah dengan musim kemarau yang panjang dan banyaknya panen yang gagal.


Ketiga, Jokowi sukses menaikan harga-harga kebutuhan pokok, yang membuat rakyat menjerit. Harga “sembako” naik dengan drastis, yang sulit dijangkau bagi rakyat miskin. Apalagi, akibat daya beli rakyat sudah tidak ada lagi. Mereka tidak memiliki kemampuan membeli kebutuhan pokok yang sangat penting bagi kehidupan mereka sehari.


Keempat, Jokowi sukses menciptakan pengangguran yang semakin menggelembung, mengikuti deret ukur. Pabrik-pabrik gulung tikar, akibat pertumbuhan ekonomi negatif, hanya 4,6 persen. Ditambah kurs rupiah yang terus melorot dan tidak stabil. Indonesia juga bergantung kepada ekonomi Cina, yang sekarang ini, mengalami pelambatan pertumbuhan yang pertama sejak 2009, dan ekonomi Cina hanya tumbuh 6 persen.


Kelima, Jokowi sukses “menjual” negeri Indonesia kepada cukong-cukong Cina. Indonesia sudah menjadi ‘milik’ cukong Cina. Bahkan, Cina yang melakukan investasi di Indonesia, bukan saja melakukan investasi, tapi juga membawa ribuan buruh dari Cina, di tengah meningkatkanya pengangguran. BUMN Indonesia juga sudah “dilego” kepada Cina, termasuk Bank Mandiri, Bank BNI, dan Ban BRI.


Keenam, Jokowi sukses menaikan dolar atas rupiah. Janji Jokowi waktu kampanye, kalau terpilih menjadi presiden rupiah langsung menjadi Rp 10.000/1USD. Ternyata rupiah menjadi Rp 14.800/1USD. Meskipun, sekarang berada di angka Rp 13.500/1USD.


Ketujuh, Jokowi juga sukses menjual Freeport kepada Amerika, sebagai ‘sesaji’ secara diam-diam. Freeport yang akan habis tahun 2021, diperpanjang sampai tahun 2041. Ini benar-benar luar biasa. Di mana asset negara yang penting diserahkan kepada Amerika, seumur hidup!


Kedelapan, Jokowi sukses mengobrak-abrik tata hukum dan pemerintahan di Indoenesia. Terjadi sungsang sengkarut atas kehidupan hukum. Termasuk akan mematikan KPK. Ini semua karena Jokowi hanyalah : PETUGAS PARTAI.


Kesembilan, Jokowi sukses menempatkan orang-orang yang “bodoh”, dan tidak memiliki kapabelitas dalam bekerja. Akhirnya Jokowi bongkar pasang kabinetnya. Seperti tak tahu bagaimana mengatur dan memilih orang-orang yang memiliki kemampuan mengelola negara.


Kesepuluh, Jokowi sukses melumpuhkan KMP, melalui unsur-unsur orang-orang dalamnya. Seperti Golkar, PPP, dan PAN menyusul Demokrat. Sehingga, tida ada “balancing” (perimbangan), semua sekarang hanya kumpulan orang yang bisa mengatakan kata : “SETUJU!”.

Kesebelas, Jokowi sukses memporak-porandakan olah raga termasuk PSSI. Padahal, jutaan orang menggantungkan hidupnya dari sepakbola. Tapi, dihancurkan oleh Jokowi, sampai sekarang dibiarkan. Sampai pemain PSSI yang beralih profesis menjadi tukang ojek.


Keduabelas, Jokowi berhasil menciptakan jurang antara kaya dengan miskin. Indek gini sudah mencapai diangka 40. sudah lampu merah. Pertumbuhan orang kaya meningkat dengan drastis. Sementara itu, orangn-orang miskin terus bertambah dengan drastis, dan tidak berubah secara signfikan “income” mereka. Ini benar-benar bencana “disaster” bagi masa depan Indonesia. Masih banyak lagi.


Ketiga belas, last but not least, Jokowi dengang  sangat sukses “mengasapi” rakyat Pekanbaru,  Jambi,  Palembang, Palangkaraya,  Samarinda, dan sejumlah  wilayah lainnya. Memang, ini bukan Jokowi yang melakukan pembakaran. Tapi, sampai sekarang tidak ada tindakan tegas, terhadap pelaku pembkaran hutan, dan tidak pernah diumumkan siapa pelakunya. Karena kebanyakan para cukong Cina pemilik perkebunan yang membakar lahan hutan. Sungguh. Ratusan ribu rakyat terkena ISPA.  Miliaran kerugian rakyat. Termasuk jasa penerbangan. Tapi, tidak ada tindakan atas kejahatan mereka.


keemapat belas, Jokowi Pemimpin Bangsa Indonesia sukses membuat pamor Indonesia melambung tinggi didunia Internasional Hanya dengan satu Kalimat “I don’t read what I sign”, tidak seperti Soekarno Presiden RI Pertama yang membutuhkan Retorika yang begitu banyak untuk menggetarkan dunia Internasional.  Jokowi menceritakan, setiap harinya dia harus menandatangani dokumen yang begitu banyak. Hal itu membuat Jokowi, sebagai orang nomor satu negeri ini, mengakui bahwa dirinya tidak selalu memeriksa semua dokumen itu. Alasan yang begitu menakjubkan sebagai Kepala Negara, kualitas Presiden RI satu ini Jelas tidak dapat di bandingkan dengan Kepala Desa (Geuchik).
Setahun Jokowi berkuasa, dia sukses membuat rakyat semakin menderita (tidak berlaku bagi kaum pendukung jkowo-red) , dan pedih kehidupan mereka. Rakyat bertambah mlarat, dan masa depan. Asset negara jatuh  ke tangan Asing dan A Seng,  sementara rakyat jelata tak terlindungi lagi. Wallahu’alam.

Buruj CK

Jumat, 15 Juli 2011

Ayooo SELINGKUH


Ayo SELINGKUH!! (Selamatkan Lingkungan Hidup)

Mother land apabila di artikan satu persatu kata kedalam bahasa Indonesia menjadi Tanah Ibu, namun mother land adalah istilah untuk Tanah Air/ibu pertiwi dalam bahasa Indonesia. Kekayaan tanah Aceh tidak perlu diragukan, siapapun penelitinya, darimanapun, dari bangsa manapun, Negara mnapun tentunya akan katakana Aceh tanah kaya. namun memang tidak bisa di banggakan lagi dan tidak perlu di banggakan, kenyataan jelas berbeda serta bukan suatu kebanggaan. Kewibawaan hutan Aceh cepat lajur menuju kerusakan parah, laut dan sungai aceh bukan lagi kejayaan, sumber daya Alam hanya menyisakan sampah bagi masyarakat Aceh kekayaannya dikeruk dan di bawa keluar Nangroe. Pemerintah pusat dan daerah punya andil besar akan kenyataan ini, merekalah yang seharusnya membawa kepada kesejahteraan namun apa mau dikata keserakahan, kerakusan, ketamakan dan kemelaratan yang berdiri gagah di depan hidung masyarakat Aceh. Segala kekecewaan, segala kemarahan tiadalah guna, bukan berarti masyarakat pesimis namun sikap optimis akan perubahan dan perbaikan tanah air aceh harus terus dinyalakan.
Dunia terus berkembang, ekonomi terus mendesak, teknologi semakin berlomba, apakah tanah ini harus menjadi tumbal urusan manusia akan kenikmatan dunia?. Isu dunia telah di kobarkan, pemanasan global, perdagangan bebas, sampai yang katanya Green Economy, namun apakah Indonesia khususnya Aceh siap terjun ke isu tersebut?. Jangankan untuk terjun, masalah social, pendidikan, kesehatan dan kesejahteraan belum lagi tuntas, katanya tanah Aceh kaya, katanya dengan SDA orang Aceh dapat membangun jembatan dari emas. Mungkin ada benarnya tapi jika kenyataan seperti ini kita harus bangun tidur lebih cepat, dan tidur lebih telat untuk mengejar ketertinggalan.
Kerusakan demi kerusakan lingkungan tidak dapat di bendung, bencana demi bencana silih berganti namun apa yang dapat dikatakan “untong masi idop” pernahkah kita berpikir akan tingkah laku kita di moncong bumi? Pernahkah kita mau berbuat untuk kehidupan layak di bumi ini?. Bumi akan berjalan seperti biasanya, bumi tidak pernah meminta imbalan apapun dari manusia. Karena kurangnya pengetahuan dan pendidikan kita maka akan bertanya “jadi kita tidak boleh kaya? Jadi kita tidak boleh tebang kayu? Jadi kita tidak boleh melaut? Jadi kita tidak boleh menambang? Kami butuh makan, kami butuh uang, kenapa kami tidak boleh mengambil dari alam? Kenapa kami dikatakan merusak. Pertanyaan-pertanyaan dan jwaban inilah yang selalu kita jumpai di masyarakat. Semua ada aturannya, semua ada caranya, semua ada pagar pembatasnya, namun kita sering sekali alpa dan lalai menerapkannya. Sengan ini kita harus menaynyakan “jadi bagaimana sejahtera tanpa merusak??”
Mari kita kenali siapakah dan apa tanah air kita, sederhanya sumber daya alam ada dua golongan, pertama: sumber Daya Alam yang dapat diperbaharui. Kedua sumber daya alam yang tidak dapat diperbaharui. Sumber daya alam kita adalah hutan, mineral, minyak dan gas bumi, serta seluruh penghuni lautan, namun apakah kita dapat memanfaatkannya dengan lesatari.
Salah satu peranan dari ekonomi sumber daya alam dan lingkungan yaitu sebagai penyedia bahan baku, penerima sisa produksi/konsumsi (limbah), dan penyedia fasilitas. Implikasi dari peranan tersebut adalah bahwa lingkungan merupakan komponen penting dari sistem ekonomi. Artinya bahwa tanpa adanya lingkungan maka sistem ekonomi tidak akan berfungsi. Ini menyiratkan bahwa dalam sistem ekonomi, nilai lingkungan harus diperlakukan sama, seperti halnya perlakuan terhadap nilai aset yang lain (tenaga kerja dan modal) yakni sebagai aset ekonomi. Ini berarti pula bahwa jika ekonomi ingin diperbaiki, maka kualitas sumberdaya alam dan lingkungan perlu dipertahankan.Pembangunan ekonomi saling berkaitan satu sama lain sehingga kebijaksanaan- kebijaksanaan pertanian dapat berakar pada degradasi lahan, air, dan hutan. Juga ekonomi dan ekologi harus dipadukan dalam proses pengambilan keputusan dan pembuatan hukum tidak hanya untuk melindungi lingkungan, namun juga untuk melindungi dan meningkatkan pembangunan. Dengan demikian pembangunan ekonomi yang mesti diterapkan adalah pembangunan yang berwawasan lingkungan dalam arti tidak menguras sumberdaya alam dan merusak lingkungan.
Tujuan akhir pengelolaan sumberdaya alam adalah kesejahteraan masyarakat (social welfare) dengan tujuan antara seperti sumber devisa, pemenuhan kebutuhan manusia, pelestarian lingkungan, pembangunan daerah/masyarakat dan pemerataan. Untuk keperluan tersebut informasi mengenai cadangan yang ada, kegiatan eksplorasi, produksi, konsumsi, biaya, harga, faktor lingkungan, dan lain-lain sangat diperlukan. Aplikasi ilmu ekonomi terhadap isu-isu lingkungan diharapkan akan dapat meningkatkan kesadaran yang lebih mendalam terhadap pentingnya lingkungan dalam rangka meningkatkan kesejahteraan yang diharapkan. Ini mengandung pengertian bahwa peningkatan kualitas lingkungan juga merupakan peningkatan ekonomi apabila kepuasan atau kesejahteraan sosial meningkat.
Mengingat SDA tersebut ketersediaannya terbatas, maka diperlukan cara pengelolaan yang bijaksana dan dapat dipertanggung jawabkan. Untuk memenuhi tujuan tersebut maka prinsip ekonomi lingkungan sangat diperlukan dalam rangka menuju penggunaan SDA dan lingkungan yang berkelanjutan. Adanya pertumbuhan ekonomi akan menimbulkan dampak positif bagi kehidupan manusia berupa tersedianya barang dan jasa dalam perekonomian dan di sisi lain memberikan dampak negatif bagi kehidupan manusia berupa pencemaran lingkungan dan menipisnya persediaan sumberdaya alam.
Mari kita berpikir sejenak bagaimana mengelolanya,
1.                  Pendidikan: Indonesia khususnya Aceh harus memulainya dari pendidikan, kurikulum pendidikan harus memuat tentang pendidikan lingkungan dari sekolah tingkat dasar hingga sekolah menengah atas. Kesadaran tidak akan tumbuh tanpa pengetahuan. SDM pilihan harus menimba ilmu lebih dalam ke Negara maju, dengan biaya anggaran pemerintah, pulang kembali dan berikan pengelolaan kepada putra putrid bangsa sendiri.
2.                  Menerapkan penggunaan teknologi yang ramah lingkungan pada memperbaiki sumber daya alam baik yang dapat maupun yang tidak dapat diperbaharui dengan memperhatikan daya dukung dan daya tampungnya. Teknologi menjadi pilihan untuk mendapatkan perbaikan yang mumpuni ekploitasi maupun pembuangan limbah.
3.                  Selesaikan secara Adat: Kerjasama dan melibatkan secara langsung penduduk local dalam menjaga sumber daya alam. Dari zaman dahulu kala masyarakat timur terbentuk dengan adat istiadat yang begitu kental. Contoh Hal terkecil yang dapat di lihat adalah bagaimana dalam adat Aceh penebangan kayu tidak dapat dilakukan dengan sesuka hati. Harus memilih kayu yang layak dan memiliki waktu dan criteria-kriteria tertentu utnuk melakukan penebangan.
4.                  Alih teknologi: banyak sekali alasan bahwa kekurangan modal dan investasi menjadi kendala dalam pengelolaan SDA sehingga harus Negara Asing yang lebih kaya mengeruk SDA kita. Jalan utnuk menetralisir hal tersebut adalah dengan alih teknologi. Dengan jangka waktu cukup untuk mentranfer teknologi dan keuntungan bagi perusahaan asing tersebut maka seluruhnya harus di nasionalisasikan kepada putra-putri Aceh. Jangan takut lapar dan miskin untuk menunggunya, bercontohlah pada cina dan jepang. Cina menutup diri dari pergaulan internasional untuk membangun pendidikan yang melahirkan teknologi dan ekonomi, siapa yang dapat membantah bahwa cina sekarang menjadi kekuatan ekonomi dunia, jepang memiliki teknologi yang super canggih dan kekutan mental baja walau postur tubuh mereka kecil kecil, jepang mampu bangkit setelah hancur lebur dalam perang dunia ke-2.
5.                  Pemerintah jangan main-main dan jangan” bermain” dalam hal Hukum: ketegasan dan penerapan hukum yang ikhlas menjadi kunci keberhasilan.
6.                  Berdoa dan terus berikhtiar serta jangan malas.

Permasalahan yang ada tentunya memiliki dasar permasalahan, hal ini menjadi salah satu bahan kajian dalam menemukan solusi terbaik bagi lingkungan. Sejahtera tanpa merusak bukan hal yang tidak mungkin, Selamatkan lingkungan hidup berarti mensejahterakan hidup. Kita harus yakini kita mampu, tunjukan kepada Dunia bahwa sebenarnya kita mampu. Kita harus terjun dalam permaianan dunia ini dengan kesiapan jika tidak mau menjadi budak, dan jika sudah main jangan main-main.

Jumat, 21 Januari 2011

Gampong syurga Dunia

Gampong syurga Dunia

Kematian alam adalah bagian utama dari ancaman atas kelangsungan hidup. Bumi kita sudah mendekati ajalnya. Hutan, tanah, air, dan udaranya sedang menuju kematian. Hutan-hutan tropic, pencipta iklim dunia tempat asal mula kekayaan vegitasi dunia terus dirusak, dibakar, ditebang, habis atau ditenggelamkan.
Hutan merupakan sumber kehidupan dan kenyamanan manusia untuk hidup di muka Bumi. kelangsungan hidup manusia tidak dapat di pisahkan dari peran Hutan sebagai sumber kehidupan sedang terancam punah dan terancam hal-hal yang merusak kelestariannya. Penebangan Hutan secara membabi-buta sadar maupun tidak sadar juga telah mengancam kehidupan manusia. Akibat dari penjarahan Hutan yang tidak terkendali ini tidak saja hilangnya suatu kawasan Hutan yang tadinya dapat mendukung kehidupan manusia dalam berbagai aspek misal kebutuhan akan Air, Oksigen, kenyamanan iklim, keindahan Hutan , penghasilan hutan non kayu dan kayu, penyerapan carbon pangan dan obat-obatan tetapi juga hilangnya Biodiversity salah satu harta yang paling berharga titipan untuk generasi yang akan datang. Sector utama perannya yaitu sector sumber daya Air, Air merupakan sumber kehidupan makhluk hidup, ini berada pada Gampon Syurga (dalam bahasa Aceh yang artinya Kampung Syurga) yang terus menyediakan untuk kelangsungan hidup manusia.

Kemampuan Hutan sebagai Regulator Air mampu memberikan kontribusi dalam penyediaan Air bagi masyarakat sekitar Hutan. Kebutuhan akan Air bagi masyarakat begitu penting untuk berbagai kebutuhan seperti mengkonsumsi Air ,pertanian, dan kebutuhan untuk keseharian. Masyarakat yang terletak di sekitar kawasan Hutan membutuhkan Air bersih rata-rata/orang/hari adalah ,0,0014 liter/detik atau 122 liter/orang/hari untuk kebutuhan keseharian.
Dari sekian banyak anugerah yang diberikan oleh sang pencipta kepada umat manusia, salah satunya adalah hutan tropis gunung leuser atau yang lebih dikenal dengan nama Taman Nasional Gunung Leuser (TNGL). Dengan segala kemegahannya hutan ini menyelenggarakan kehidupan bagi umat manusia tanpa henti-hentinya, sampai orang-orang serakah dan tidak bertanggung jawab merusaknya. Peran Hutan tropis gunung leuser sangat besar dalam menyokong kehidupan manusia, sekarang saja kita telah merasakan dampak buruk dari kerusakan Hutan seperti kesusahan mencari air pada saat musim kemarau, semakin panasnya suhu dan semakin sulitnya kita menghirup udara segar. Pertanyaan ini yang harus kita jawab dengan menjaga kelestarian hutan sebaik mungkin.

Secara yuridis formal keberadaan Taman Nasional Gunung Leuser untuk pertama kali dituangkan dalam Pengumuman Menteri Pertanian Nomor: 811/Kpts/Um/II/1980 tanggal 6 Maret 1980 tentang peresmian 5 (lima) Taman Nasional di Indonesia, yaitu; TN.Gunung Leuser, TN. Ujung Kulon, TN. Gede Pangrango, TN. Baluran, dan TN. Komodo. Berdasarkan Pengumuman Menteri Pertanian tersebut, ditunjuk luas TN. Gunung Leuser adalah 1.094.692 ha.

Taman Nasional Gunung Leuser adalah salah satu Kawasan Pelestarian Alam di Indonesia seluas 1.094.692 Hektar yang secara administrasi pemerintahan terletak di dua Provinsi Nanggroe Aceh Darussalam dan Sumatera Utara. Provinsi NAD yang terdeliniasi TNGL meliputi Kabupaten Aceh Barat Daya,Aceh Selatan, Aceh Singkil, Aceh Tenggara, Gayo Lues, Aceh Tamiang, sedangkan Provinsi Sumatera Utara yang terdeliniasi TNGL meliputi Kabupaten Dairi, Karo dan Langkat.
Taman nasional ini mengambil nama dari Gunung Leuser yang menjulang tinggi dengan ketinggian 3404 meter di atas permukaan laut di Nanggroe Aceh Darussalam. Taman nasional ini meliputi ekosistem asli dari pantai sampai pegunungan tinggi yang diliputi oleh hutan lebat khas hujan tropis, dikelola dengan sistem zonasi yang dimanfaatkan untuk tujuan penelitian, ilmu pengetahuan, pendidikan, menunjang budidaya,pariwisata, dan rekreasi.Taman Nasional Gunung Leuser memiliki 3 (tiga) fungsi yaitu : a. perlindungan sistem penyangga kehidupan; b. pengawetan keanekaragaman jenis tumbuhan dan satwa beserta ekosistemnya; c. pemanfaatan secara lestari sumber daya alam hayati dan ekosistemnya
Waktu tidak bisa kita hentikan walau hanya sedetik, namun setiap detiknya hutan tropis gunung Leuser terus menuju kehancuran. Bukan sekarang atau nanti orang-orang akan berbicara tentang pelestarian hutan tropis gunung leuser ini, akan tetapi sejak 98 tahun yang lalu, manusia yang masih punya hati nurani bergerak dengan segenap kemampuan berjuang melestariakan hutan ini. tepatnya pada tahun 1912. Para tokoh-tokoh Aceh meminta kepada pemerintah kolonial untuk melindungi kawasan hutan di Singkil dan Lembah Alas, dan tidak mengijinkan penebangan hutan di sana. Pada tahun 1928, penanam karet Belanda, yaitu dr.F.C. van Heurn menyiapkan proposal yang pertama. Di tahun 1934, suaka alam di Gunung Leuser ditetapkan dengan luas 416.500 Ha. Tahun 1936, Lahan basah Kluet (20.000 Ha), dimasukkan sebagai tambahan suaka, dan dua tahun kemudian, Suaka di Sekundur (79.100 Ha), Langkat Barat and Langkat Selatan (127.075 Ha) ditetapkan. Pada tahun 1981, Leuser ditetapkan oleh UNESCO sebagai Biosphere Reserve atau Cagar Biosfer, atas usulan dari pemerintah Indonesia. Pengakuan global inipun berlanjut lagi dengan ditetapkannya TN.Gunung Leuser sebagai Tropical World Heritage Site of Sumatra, bersama-sama dengan TN.Kerinci Seblat, dan Bukit Barisan Selatan pada tahun 2004.

Indonesia disebut sebagai mega diversity dengan TNGL-nya yakni gudangnya sumberdaya hayati. TN.Gunung Leuser, di kemudian hari, terbukti merupakan laboratorium alam yang kaya sekaligus juga rentan. Pendapat MacKinnon and MacKinnon (1986) menyatakan bahwa Leuser mendapatkan skor tertinggi untuk kontribusi konservasi terhadap kawasan konservasi di seluruh kawasan Indo Malaya. Leuser merupakan habitat sebagian besar fauna, mulai dari mamalia, burung, reptile, ampibia, ikan, dan infertebrata. Merupakan kawasan dengan daftar burung terpanjang di dunia, dengan 380 species, di mana 350 di antaranya merupakan spesies yang tinggal di Leuser. Leuser juga rumah bagi 36 dari 50 spesies burung egara “Sundaland”. Hampir 65% atau 129 spesies mamalia dari 205 species mamalia besar dan kecil di Sumatra tercatat ada di tempat ini. Ekosistem Leuser merupakan habitat orang utan Sumatra (Pongo abelii), harimau Sumatra (Panthera tigris), badak Sumatra (Dicerorhinus sumatrensis), tapir (Tapirus indicus), gajah Sumatra (Elephas maximus sumatranus), owa (Hylobathes lar), kera (Presbytis thomasii) banyak yang lainnya. Di samping rumah bagi berbagai fauna kunci, di TN.Leuser kita bisa menemukan lebih dari 4.000 species flora. Juga ditemukan 3 jenis dari 15 jenis tumbuhan parasit Rafflessia di Leuser. Demikian pula, Leuser merupakan tempat persinggahan dari banyak jenis tumbuhan obat (Brimacombe & Elliot, 1996). Sebagai laboratorium alam, TNGL merupakan surga bagi peneliti baik dari manca egara maupun dari tanah air. Stasiun Riset Orang utan di Ketambe, Kabupaten Aceh Tenggara misalnya, telah menjadi salah satu Stasiun Riset terbesar dan telah lebih dari 30 tahun, tetap menjadi lokasi yang menarik minat peneliti manca negara sampai saat ini.

TN.Gunung Leuser dan kawasan lansekap di sekitarnya seluas 2 juta Ha yang disebut sebagai Kawasan Ekosistem Leuser (KEL), merupakan kawasan hutan tropis yang kaya biodiversitas tetapi sekaligus rentan. Juga merupakan habitat fauna kunci seperti gajah Sumatra, Harimau Sumatra, badak Sumatra, dan Orang utan. Sistem lahan berpedoman pada prinsip ekologi, yang saling ketergantungan dengan tipe batuan, hidroklimatologi, bentuk lahan, jenis tanah, dan organisme. Dinyatakan oleh RePPProt (1988) bahwa dari 78 sistem lahan di Pulau Sumatra, 42 sistem lahan atau 54% nya dapat ditemukan di Kawasan Ekosistem Leuser (KEL) . Sedangkan 20 sistem lahan di EL adalah berbukit dan bergunung, dengan kelerengan >40%. Kawasan dengan kelerengan yang seperti ini meliputi luasan 86% dari seluruh KEL. Faktor alam yang sudah given inilah yang menjadi salah satu factor yang menyebabkan kompleks Leuser menjadi kawasan yang rentan terhadap berbagai bentuk eksploitasi yang tidak mengindahkan kaidah-kaidah konservasi. Faktor lainnya adalah iklim., khususnya curah hujan. Di bagian barat Bukit Barisan, curah hujan mencapai 3.000-4.500 mm/tahun, dan di bagian timur Bukit Barisan mencapai dengan 2.000-3.000 mm/tahun. Rata-rata curah hujan sebesar 1.000-2.767 mm/tahun.

Hutan tropis gunung Leuser dengan penyebarannya yang luas dengan struktur dan komposisinya yang beragam mampu menyediakan manfaat lingkungan yang amat besar bagi kehidupan manusia, antara lain jasa peredaman terhadap Banjir, Erosi dan sendimentasi serta jasa pengendalian daur Air. Masyarakat orbitan hutan dikhawatirkan dengan peran Hutan sebagai pengurang atau pembuang Cadangan Air Bumi melalui proses Evapotranspirasi, karena factor yang berperan terhadap besarnya Evapotranspirasi antara lain Radiasi Matahari, Suhu, kelembaban Udara, kecepatan Angin dan ketersediaan Air di dalam tanah atau biasa di sebut dengan kelengasan tanah. Evapotranspirasi punya pengaruh yang penting terhadap besarnya cadangan air tanah terutama pada musim kemarau.
Kebanyakan persoalan distribusi Air selalu berhubungan dengan demensi ruang dan waktu. Kita lebih sering di hadapkan pada suatu keadaan berlebihan Air pada musim hujan dan kekurangan Air di musim kemarau. Hal ini diakibatkan oleh rusaknya Hutan, penebangan liar maupun yang telah memiliki izin Hak Pengusahaan Hutan (HPH). Sudah menjadi rahasia umum HPH menjadi legallitas untuk meraup kekayaan pribadi, aparatur pemerintahan juga ikut ambil andil dalam hal ini. Ini terbukti dengan kondisi lahan yang kering kerontang sampai matinya aliran sungai setelah kawasan Hutan tersebut di beri izin HPH, tanpa ada tindak lanjut dari pemerintahan dalam menangani hal semacam ini.
Padahal Hutan juga berfungsi sebagai penghalang untuk sampainya Air di Bumi melalui proses intersepsinya. Intersepsi merupakan proses pertama pengendalian daur Air di mulai dari peran tajuk penyimpan Air sebagai Air intersepsi. Karena Hutan yang sempurna salah satunya adalah mampu mengendalikan daur Air dalam artian hutan yang baik dapat menyimpan air selama musim hujan dan melepaskannya di musim kemarau. Jika proses ini tidak berlangsung berarti Hutan ini telah mengalami kerusakan yan signifikan.
TNGL menyediakan suplai air bagi jutaan masyarakat yang tinggal di NAD maupun Sumatra Utara. Hampir 11 kabupaten tergantung pada jasa lingkungan TNGL, yaitu berupa ketersediaan air konsumsi, air pengairan, penjaga kesuburan tanah, mengendalikan banjir, dan sebagainya, yang berada pada 5 daerah aliran sungai. Nilai Ekonomi Total TNGL dihitung dengan suku bunga 4% selama 30 tahun adalah USD 7.0 milyar (bila terdeforestasi), USD 9.5 milyar (bila dikonservasi), dan USD 9.1 milyar (bila dimanfaatkan secara lestari).

Peran Hutan sangat besar dalam menyokong kehidupan manusia, sekarang saja kita telah merasakan dampak buruk dari kerusakan Hutan seperti kesusahan mencari air pada saat musim kemarau, semakin panasnya suhu dan semakin sulitnya kita menghirup udara segar. Pertanyaan ini yang harus kita jawab dengan menjaga kelestarian hutan sebaik mungkin. Mungkin saja 100 tahun atau lebih yang lalu orang-orang telah sibuk mengkampanyekan kelestarian Hutan, tapi hingga kini masih saja ada tangan-tangan jahil yang merusak kelestarian Hutan. 15 tahun yang akan datang mungkin kita harus membeli Air, Oksigen, dan kenyamanan untuk hidup sehari-hari dengan harga yang tinggi. Jangan tunggu sampai bencana datang baru kita sadar akan Gampong Syurga. Bukan hanya Aceh dan Sumut saja yang merasakan dampak buruk dari rusaknya hutan, Indonesia bahkan Dunia akan dirugikan. Mulailah dari sekarang kita menjaga merestorasi Gampong Syurga ini, jangan biarkan dia tersakiti, rawatlah dia dengan lestari, kita akan merasakan belaian lembut kasihnya.
Sedikit demi sedikit tapi pasti terkikisnya kekayaan yang dimiliki Hutan Leuser, hewan-hewan terancam kepunahan, namun sayangnya kepunahan itu sebagian besar disebabkan oleh manusia. Orang kota yang datang kehutan mengeruk kekayaan hutan dan menimbunnya untuk kepentingan pribadi atau golongannya. Tidak terkecuali si orang utan ikut menjadi barang rampasan orang kota. Ikon Leuser dan Indonesia menjadi korban fenomena ini. Salah satu satwa langka yang hanya ada di Indonesia dan terancam punah adalah Orangutan. Kalimantan dan Sumatra yang merupakan daerah endemik dari Orangutan, banyak yang telah beralih fungsi. Populasi orangutan terancam punah, dimana jumlah yang tersisa hanya sekitar 7000 ekor. Penghancuran massal terhadap habitat mereka, yakni hutan hujan tropis, merupakan alasan utama berkurangnya jumlah mereka.

Manusia dan aktifitas mereka merupakan bahaya yang serius terhadap keberadaan Orangutan, seperti halnya banyak spesies hewan lainnya di Indonesia. Hutan hujan tropis, habitat alami mereka, terus menyusut hingga batas membahayakan di bawah tekanan pertumbuhan penduduk, pelanggaran terhadap agrikultur, pertanian dan pemakaian hutan lainnya. Kebakaran hutan disebabkan metode tebang dan bakar yang terus berlanjut menyebabkan kerusakan hutan yang tidak bisa diukur lagi.
Dalam undang-undang secara jelas dinyatakan bahwa Orangutan adalah satwa yang dilindungi. Tapi sayangnya, hutan sebagai habitat orangutan justru tidak dilindungi. Kondisi tersebut memaksa komunitas satwa bernama Latin Pongo abelii dan Pongo pygmaeus ini keluar dari habitatnya dan menjarah hasil perkebunan rakyat sekitar. Populasi Orangutan Sumatera saat ini diperkirakan hanya berkisar 6.624 ekor, yang tersebar di 18 blok habitat (Wich et al, 2008). Dengan penurunan jumlah populasi yang drastis ini, orangutan sumatera bisa punah dalam kurun waktu 10 tahun apabila tidak ada upaya konservasi. Penyebab utama kepunahan orangutan adalah karena kehilangan tempat hidup (rusaknya habitat) akibat penebangan hutan, pengembangan lahan untuk pertanian, perkebunan, pertambangan maupun permukiman. Di sisi lain, perburuan, perdagangan satwa masih tetap berlangsung, menambah tingginya angka penurunan populasi orangutan. Orangutan sebagai spesies kunci menjadi indikator kelangsungan dan pertahanan ekosistem. Membantu menyebarkan biji-bijian tumbuhan hutan. Saat makan buah, mereka meludahkan biji. Biji ini jatuh ke dasar hutan dan tumbuh menjadi tumbuhan baru. Dengan kawasan jelajah orangutan betina 800 – 1500 ha dan bahkan mencapai 4000 ha untuk jantan serta masa hidup yang panjang + 50 tahun membantu pelestarian keanekaragaman hayati asli di dalam area jelajahnya.
Restorasi hutan bertujuan untuk mengembalikan keseimbangan ekosistem dan kondisi hutan alam. Tentu sulit mengembalikan kondisi alami hutan di lahan yang telah kritis akibat hal-hal di atas. Oleh karena itu dipilih beberapa bibit tanaman kayu yang cocok ditanam pada lahan kritis. Beberapa tanaman kayu yang dapat di tanam dan efektif dalam restorasi TNGL antara lain sungkai, pulai dan bayur. Tanaman ini mudah dan cepat tumbuh pada lahan kritis, memiliki struktur tajuk yang baik sebagai penahan air hujan dan mengembalikan unsur hara tanah yang diperlukan untuk penanaman tanaman asli pada kawasan yang direstorasi.
Jelaslah sudah langkah apa yang seharusnya kita lakukan untuk mencegah kepunahan kita sendiri, jangan biarkan lagi deforestasi hutan, kembali bangun Gampong Syurga ini dengan segenap kekuatan yang kita miliki. Restorasi hutan tropis Gunung Leuser secara serius akan memperbaiki kehidupan umat manusia. Perketat penegakan hukum dan tindak tegas bagi yang melanggarnya. Bangun kembali Gampong Syurga kita dengan itu kita membangun syurga kita sendiri di atas bumi yang fana ini.

Sabtu, 02 Oktober 2010

Under Mind

waktu trus bergulir tanpa sdetikpun mau menunggu,. kaukah itu.....

kesemrautan impian tidak nyata pula kujalani.. kaukah itu.....

konsekuensi tidak berubah dari apa yang telah bergulir

siapkan dri sesiap-siapnya walau kau akan selalu mrasa tidak siap..



tiap hari bunga bermekaran dengan gemulai..

namun dimana bunga kemarin???... kaukah itu.....

seekor kucing mengais-ngais tong sampah mencari sisa-sisa makanan dari manusia yang tidak "pantas"...

pantaskah kita harus trus berharap tanpa mengahrap harapan kita akan sampai.... kaukah itu.....

jika semua tak sampai pada alamatnya,. bukankah dia telah bergerak?????

penguasa dunia tidak akan memenuhi keinginanmu tapi ia akan memenuhi kebutuhanmu,..



dalam perjalananmu menuju kebutuhan,..

bleum tentu jalan mu akan mulus dan lurus-lurus saja,..

mungkin kau harus melewati jalan yang terjal dan berat terlebih dahulu,...

baru kau sampai pada tujuanmu,...



selaksa repetan ringan terngiang kembali dalam benak,...

setialah.............

setialah.............

setialah.............

setialah pada proses menujunya,....

taukah kau bahwa buah termanis di dunia ini adalah buah dari kesabaranmu,...

merugilah kita yang tidak setia terhadap proses sesungguhnya,...

jika jiwamu tertekan terus-menerus, ulang-berulang sampai kita merasa tidak sanggup dan menyadari bahwa kita hanya manusia biasa,...

maukah kita terus setia terhadap proses itu????????,....



kaukah itu......



terusslah setia........





02102010.GF

Rabu, 22 September 2010

Generasi Pelurus Bangsa



DI LUMBUNG KITA MENABUNG

Desa harus jadi kekuatan ekonomi

agar warganya tak hijrah ke kota

sepinya desa adalah modal utama

untuk berkerja dan mengembangkan diri.....
Itulah salah satu bait syair lagu milik iwan fals yang dapat kita ambil maknanya. Jika kita melintaskan pikiran tentang indonesia, tentunya akan tergambar negara archipelago dengan kekayaan alam melimpah? Memang benar. Namun juga sarat krisis multidimensi. Sebut saja beberapa permasalahan seperti kondisi perekonomian yang tak kunjung membaik sejak tahun 1997, merajalelanya korupsi dalam proyek-proyek pemerintah, angka kemiskinan pada tahun 2006 yang mencapai 17,75% dari total penduduk Indonesia (BPS, 2006:1), kecelakaan transportasi yang terjadi secara beruntun, kerap dilanda bencana alam, isu terorisme dan masalah sosial lainnya. Hal-hal tersebut dapat menghambat jalannya pembangunan di segala bidang yang tengah digalakkan oleh pemerintah. Pembangunan yang telah dilakukan selama ini secara umum telah mampu meningkatkan kualitas hidup dan kesejahteraan masyarakat. Namun demikian, pembagunan ternyata menimbulkan kesenjangan antarkota-dan desa. Banyak wilayah-wilayah yang memiliki produk unggulan dan lokasi strategis belum dikembangkan secara optimal. Kondisi sosial ekonomi masyarakat yang tinggal di perdesaan umumnya masih jauh tertinggal dibandingkan dengan mereka yang tinggal di perkotaan. Hal ini merupakan konsekuensi dari perubahan struktur ekonomi dan proses industrialisasi, dimana investasi ekonomi oleh swasta maupun pemerintah (infrastruktur dan kelembagaan) cenderung terkonsentrasi di daerah perkotaan. Selain dari pada itu, kegiatan ekonomi di wilayah perkotaan masih banyak yang tidak sinergis dengan kegiatan ekonomi yang dikembangkan di wilayah perdesaan. Akibatnya, peran kota yang diharapkan dapat mendorong perkembangan perdesaan (trickling down effects), justru memberikan dampak yang merugikan pertumbuhan perdesaan (backwash effects).

Mari kita membicarakan tantang desa di Aceh atau Gampong, saya akan membicarakan tentang desa yang saya singgahi, desa Lam Ara Tunong Kecamatan Kuta Malaka Kabupaten aceh Besar. Seperti layaknya sebuah daerah yang didalam mempunyai beragam kelebihan dan kekurangan, Lam Ara Tunong juga mempunya potensi yang pantas untuk ditimbulkan. Adapun potensi tersebut adalah persawahan, perkebunan/pertanian, peternakan, sungai, batu-batuan, dan pariwisata Alam.

Antara maret 2006 sampai dengan juni 2009 saya bersinggah di desa Lam Ara Tunong nampak bahwa sistem pemerintahan berdasarkan Qanun Nomor 5 tentang pemerintahan Gampong dalam Provinsi Naggroe Aceh Darussalam belum berjalan secara optimal. Begitu banyak Sumber Daya Alam yang belum di manfaatkan, yang menjadi sorotan Gampong Lam Ara tunong juga memiliki potensi pariwisata alam berupa Air Terjun.

Jumlah penduduk Gampong Lam Ara Tunong berdasarkan catatan september 2006, adalah sebanyak 447 jiwa, dengan jumlah penduduk ini sangat cocok untuk mendukung pembangunan Gampong dari ketertinggalan. Namun permasalahan yang dihadapi sekarang adalah banyaknya masyarakat miskin yaitu 88 KK, dibandingkan penduduk mapan, untuk permasalahan ini masih diatasi dengan pengembangan ekonomi secara berkelanjutan oleh Pemerintah dan swasta.

Luas sawah penduduk Gampong Lam Ara Tunong adalah sekitar 75 Ha, dengan lahan produktif seluas 50 Ha, lahan kritis 5 Ha dan lahan yang tak terairi seluas 20 Ha. Untuk mengatasi permasalahan lahan kritis dan lahan yang tidak terairi adalah dengan perbaikan tanggul sungai yang hancur akibat banjir, yang total kerusakan mencapai 1000 M. Karena inilah jalan satu-satunya yang bisa ditawarkan untuk mengatasi permasalahan tersebut. Lahan pertanian yang dimiliki penduduk Gampong Lam Ara Tunong seluas 1500 Ha yang diantaranya lahan produktif / ditanami tanaman keras seluas 150 Ha dan yang lainnya adalah lahan tidur dan hutan rakyat. Karena masih banyak lahan tidur yang berada di Gampong Lam Ara Tunong maka perlu adanya bantuan bibit – bibit tanaman yang diantaranya bibit rambutan, durian, langsat serta bibit tanaman hortikultura lainya. Dan juga perlu pengadaan 4 unit jembatan dan perbaikan 2 unit jembatan usaha tani yang sudah ada karena rata-rata lahan penduduk harus menyeberangi sungai. Area untuk lokasi peternakan yang berada di Gampong Lam Ara Tunong cukup tersedia dan sesuai dengan harapan para peternak itu sendiri karena selain didukung oleh lahan yang cukup luas juga didukung dengan tersedinya pakan ternak yang melimpah namun kendala dalam pemeliharaan ternak adalah terbatasnya bibit ternak. Sumber pengairan Gampong adalah sungai yang alurnya berasal dari gunung Gampong Lam Ara Tunong, karena air yang tak pernah kering walau kemarau tiba maka sangat cocok kalau sungai tersebut dibangun pembangkit listrik tanaga air, setidaknya cukup untuk konsumsi penduduk Gampong Lam Ara Tunong dan mungkin bisa dijual untuk PLN. Dan ini diperlukan keseriusan pihak yang berkopeten untuk membantu permasalahan ini. Jenis Batu-batuan yang terkandung dipegunungan Gampong Lam Ara Tunong sangat beragam mulai dari batu gunung untuk bangunan, batu marmar serta batu pupuk magnesium yang sangat cocok untuk tanaman sawit bahkan untuk jenis batu ini sudah dipasarkan oleh penduduk Gampong dalam bentuk curah, sementara keinginan untuk dipasarkan dalam bentuk jadi masih terbentur dengan dana untuk membangun pabrik serta pemasaran pasca produksi yang tentunya apabila ada investor yang bersedia menginves dananya dalam usaha tersebut akan sangat membantu penduduk Gampong Lam Ara Tunong untuk meningkatkan taraf hidup masyarakat karena dengan adanya usaha tersebut dengan sendirinya akan menampung tenaga kerja local. Pegunungan Bukit Barisan Gampong Lam Ara Tunong menyimpan potensi pariwisata alami yang sangat indah mulai dari tempat pemandian sampai dengan air terjun, namun untuk sekarang ini masih belum tersentuh oleh pengelolaan secara professional dan kalau dikelola secara baik akan mendatangkan devisa Pemerintah Kabupaten Aceh Besar yang sangat signifikan. Tentunya ini menjadi tantangan Pemerintah Kabupaten Aceh Besar dan berbagai pihak untuk mendukung pembangunan pariwisata yang islami di Gampong Lam Ara Tunong.

Dapat kita rangkai mengapa Gampong Lam Ara Tunong yang memilki produk unggulan dan lokasi strategis belum dapat dikembangkan secara optimal. Hal ini disebabkan, antara lain: (1) adanya keterbatasan informasi pasar dan teknologi untuk pengembangan produk unggulan; (2) belum adanya sikap profesionalisme dan kewirausahaan dari pelaku pengembangan kawasan di daerah; (3) belum optimalnya dukungan kebijakan nasional dan daerah yang berpihak pada petani dan pelaku usaha swasta; (4) belum berkembangnya infrastruktur kelembagaan yang berorientasi pada pengelolaan pengembangan usaha yang berkelanjutan dalam perekonomian daerah; (5) masih lemahnya koordinasi, sinergi, dan kerjasama diantara pelaku-pelaku pengembangan kawasan, baik pemerintah, swasta, lembaga non pemerintah, dan masyarakat, serta antara pemerintah pusat, provinsi, dan kabupaten/kota, dalam upaya meningkatkan daya saing produk unggulan; (6) masih terbatasnya akses petani dan pelaku usaha skala kecil terhadap modal pengembangan usaha, input produksi, dukungan teknologi, dan jaringan pemasaran, dalam upaya mengembangkan peluang usaha dan kerjasama investasi; (7) keterbatasan jaringan prasarana dan sarana fisik dan ekonomi dalam mendukung pengembangan kawasan dan produk unggulan daerah; serta (8) belum optimalnya pemanfaatan kerangka kerjasama antar wilayah maupun antar negara untuk mendukung peningkatan daya saing kawasan dan produk unggulan serta teknologi.

Pembangunan perkotaan dan pedesaan ini saling terkait membentuk suatu sistem pembangunan wilayah provinsi yang sinergis. Namun hal ini belum sepenuhnya terjadi di Provinsi NAD karena peran kota-kota sebagai ‘motor penggerak’ (engine of development) belum berjalan dengan baik.

Pendekatan yang sesuai dengan mind-set ini adalah pendekatan based asset (berbasis kekuatan) yang menekankan pada kekuatan masyarakat lokal dalam mewujudkan visi menjadi bangsa yang diimpikan. Karakter khusus pendekatan ini dan perbedaannya dengan pendekatan based needs dapat dilihat dengan pendekatan Community Asset yang paling sering digunakan dalam pendekatan based asset. Community Asset yang berfungsi mengidentifikasi aset-aset pribadi (bakat, keterampilan, sumber daya) secara personal dan kolektif. Setiap individu diyakini memiliki kontribusi yang unik untuk mengembangkan komunitasnya. Tujuannya adalah untuk menggali dan memanfaatkan aset-aset tersebut.

Tahapan selanjutnya adalah menemukan visi bersama. Masyarakat diajak menggali keinginan dan tujuan untuk dicapai bersama. Kemudian tujuan itu dipetakan untuk dibuat rancangan program yang tepat diterapkan dalam masyarakat tersebut yang sesuai dengan visi mereka. Ini termasuk dalam inner resources approach yang merangsang masyarakat agar mampu mengidentifikasikan kebutuhan dan keinginannya. Dalam implementasinya, setiap individu dalam masyarakat akan memberikan kontribusi sesuai potensi yang dimilikinya. Posisi pemerintah adalah sebagai fasilitator untuk mendukung pelaksanaan program yang dilakukan oleh masyarakat lokal.

Pendekatan ini bersifat doing with community, sehingga merangsang masyarakat menjadi aktif dan dinamis serta mampu mengidentifikasi kebutuhannya.

Kearifan lokal dan syariah islam menjadi harga mati untuk pembangunan aceh, jika kita semua tidak mau celaka. Banyak pembangunan baik yang dilakukan pemerintah maupun NGO/LSM yang tidak “beramah tamah” dengan adat tidak dapat dilanjutkan karena masyarakat menolaknya.

Aceh harus mandiri Baik mandiri secara mental maupun fisik. Dengan besarnya jumlah sumber daya manusia yang dimiliki, diharapkan dapat manjadi pelaku pembangunan yang kompeten. Apalagi didukung sumber daya alam yang dapat menjadi modal pembangunan. selama ini lebih banyak melakukan pembangunan material daripada meningkatkan self-help masyarakat lokal. Pendekatan based need yang sering digunakan dalam program pemerintah semakin menurunkan resiliensi bangsa terhadap persoalan-persoalan yang terjadi. Sulit untuk memiliki optimisme yang kuat ketika kita tidak mampu memenuhi kebutuhan hidup.

Desa adalah kenyataan kota adalah pertumbuhan, pembangunan senantiasa melibatkan desa sebagai tempat berpijak. Begitu banyak gampong di Aceh yang memiliki potensi dan lokasi strategis untuk dikembangkan, Gampong Lam Ara Tunong hanya salah satu contoh yang dapat kita kembangkan dan menjadi benteng perekonomian dan pembangunan Aceh kedepan.




Banda Aceh18 July 2009




Geraldi Farizi

Minggu, 05 April 2009

Ayunan Besi Sejuta Pesona

Ayunan Besi Sejuta Pesona

Aku ingin mereka berusaha mendapatkanku, aku ingin mereka berjuang mati-matian mendapatkan aku bersaing secara jantan, untuk sekedar mendapat perhatianku. Dari sekian yang ada, hanya dua pria yang mampu mencuri perhatianku, jika kupilih salah satu dari mereka maka aku akan kehilangan salah satu dari mereka. Hal itu sungguh membuatku gusar karena aku tidak ingin kehilangan keduanya. Aku selalu menguji keduanya dan keduanyapun mampu melewati ujian yang kuberikan. Yang membuatku semakin tertarik pada mereka berdua adalah karena mereka bersahabat.
Aku membuka lebar-lebar perhatianku pada mereka, setahun,dua,tiga,empat,lima tahun berjalan, mereka tetap bersamaku. Banyak kenangan indah tergores dalam perjalanan, walau kedua sahabat itu saling tahu menahu tentang apa yang sedang terjadi.
Berbagai cara mereka lakukan untuk mencuri lebih perhatianku, namun tetap saja kubalas dengan adil. Aku tidak ingin melukai keduanya biarlah aku membahagiakan keduanya. Walau aku belum dapat memastikan apakah aku mencintai. Setahun,dua,tiga,empat, lima tahun berjalan, mereka tetap bersamaku.
Suatu waktu aku merasa kalau meraka mulai mengurangi perhatianya kepadaku, aku tidak mau seperti ini. Kuberikan perhatianku yang kubungkus dengan rapi dalam tutur kata dan tingkah laku manja. Kuberikan letihku untuk membahagiakan mereka, walau kedua sahabat itu saling tahu menahu tentang apa yang sedang terjadi.
Aku membuat janji kepada mereka untuk bertemu di suatu tempat yang sudah kuatur, aku bahagia melihat mereka tersenyum, tertawa, dan bercerita kami bertiga menghabiskan obrolan panjang lebar. Walau aku belum dapat memastikan apakah aku mencintai.
Suatu waktu mereka meminta kepastian dariku, siapakah diantara mereka yang kupilih untuk menjadi pedampingku. Namun aku tak kuasa, jika aku memilih salah satu dari mereka pasti yang satunya lagi akan terluka. Aku tidak ingin melukai persaan mereka. Aku tidak memutuskannya kala mereka meminta, kujelaskan pada mereka bahwa kau tidak ingin kehilangan mereka. Walau ketika itu mereka menanyakan secara terpisah padaku. Setahun,dua,tiga,empat, lima tahun berjalan, mereka tetap bersamaku.
Aku ingin melihat kesungguhan salah satu dari mereka, siapakah yang mampu terus konsisten mencintaiku sampai akhir dialah yang pantas mendapatkanku. Karena aku tidak mau dikhianati suatu hari nanti pada saat aku telah memilih salah satu dari mereka. Setahun,dua,tiga,empat, lima tahun berjalan, mereka tetap bersamaku.
Hal yang sudah terbiasa mereka lakukan adalah bertandang kerumahku, sebuah ayunan besi di halaman depan rumahku tempat biasa kami mengobrol. Bahkan aku mampu memprediksi hari-hari yang bakal dijadikan hari untuk bertandang kerumahku, aku dapat dengan mudah mempersiapkan sejuta pesona menunggu di ayuanan beberapa menit sebelum salah satu dari mereka datang, dan dilanjutkan lagi hari berikutnya oleh yang satunya lagi. Aku tidak mau menyakiti mereka kala aku memililh salah satu dari mereka. Setahun,dua,tiga,empat, lima,sepuluh, duapuluh tahun berjalan, mereka tetap bersamaku.
Namun itu hanya cerita lama, berpuluh-puluh tahun yang lalu. Tetapi aku yakin mereka akan bertandang lagi menemuiku dan berusaha menjadi pedampingku.
Jam dinding menunjukan pukul 16.30 aku bersiap menebar sejuta pesona menunggu salah satu dari mereka datang, duduk manis di ayunan besi sambil menatap pintu pagar dan bersiap tersenyum menyambut salah satu dari meraka datang bertandang. dan dilanjutkan lagi hari berikutnya, bersiap menebar sejuta pesona menunggu satunya lagi bertandang. Hari berikutnya… HariPukul 16.30 aku telah siap menunggu di ayunan besi untuk menebar sejuta pesona.....